Sabtu, 4 November 2023 03:29 WIB

 Editor: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilpres 2024 adalah pertaruhan estafet kebangsaan. Ini sebagai pijakan berhasil tidaknya menyongsong Indonesia 2045. 

Demikian hal ini disampaikan Arifuddin Hamid selaku Ketua Umum Rembuk Indonesia dalam diskusi yang digelar Relawan Muda Kebangsaan Indonesia (Rembuk Indonesia), Jumat (4/11/2023). 

 Menurut Arifuddin, masa depan bangsa dipertaruhkan dalam Pemilu tahun depan, apalagi mengingat kondisi geopolitik regional dan global yang semakin dinamis dan tidak berkepastian. 

 Dalam acara yang berlangsung di Pulo-pulo Coffee, Jakarta Selatan ini juga menghadirkan Mawardin Sidik (Direktur Eksekutif Semar Politik Indonesia), Patriot Muslim (Ketua Bappilu PSI Provinsi DKI Jakarta), Fadli Hanafi (Pengamat Ekonomi), dipandu Rahman Azhar (moderator). 

 "Kita dihadapkan pada berbagai krisis global, serta tantangan menjawab bonus demografi di era disrupsi. Pasangan ini sudah absah secara politik dan hukum, maka sudah semestinya tidak lagi ada polemik. Saatnya fokus menilai visi dan misinya,” ujar Arif. 

  Sementara politisi PSI, Patriot Muslim menyinggung soal duet Prabowo dan Gibran yang memang diusung partainya. 

 "Kita perlu melihat jejak rekam dan portofolio kepemimpinan. Gibran, meskipun muda, telah memiliki pengalaman kepemimpinan yang teruji, kecakapan teknokratik untuk memimpin Indonesia." 

 Selanjutnya, menurut Mawardin, tabungan saldo elektoral Jokowi, gabungan antara publik yang merasa puas terhadap kinerja Presiden Jokowi dan basis pemilih Jokowi di Pilpres 2019 bisa juga ditransfer kepada Prabowo-Gibran. 

 Namun demikian, Mawardin juga menguraikan tantangan yang bakal menghadang pasangan tersebut, seperti adanya penebalan sengatan isu politik dinasti. 

 Terakhir, Fadli Hanafi menyatakan bahwa pemimpin bangsa mendatang punya tantangan di sektor ekonomi. Penguatan UMKM, keberlanjutan energi dan pangan, serta hilirisasi industri adalah perkara yang mesti difokuskan. 

 Keberlanjutan pembangunan menjadi sangat perlu agar apa yang telah dicapai sebelumnya semakin baik ke depannya.


Profil
Arifuddin Hamid menulis di berbagai media dan jurnal akademik, serta profesional di berbagai institusi sipil dan pemerintahan. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan pendidikan magister (S2) di Program Studi Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

Publikasi

Publikasi Kolom